KOMUNIKASI INTELIJEN
Memang
agak sulit mencari referensi untuk memperkuat studi mengenai intelijen di
Indonesia, walaupun tugas arau kerja intelijen di negare ini tidak sedikit.
Istilah yang sering kita dengar seperti communication undercover, belum banyak
dikenal dan digunakan. Meskipun demikian, orang cepat memahami dan menangkap
makna dari istilah tersebut.
Komunikasi
intelijen adalah segala kegiatan komunikasi yang dilakukan lembaga atau
institusi, baik pemerintah maupun swasTa, yang berusaha memperoleh informasi
secara rahasia untuk kepentingan institusi atau organisasinya demi mengamankan
kepentingan lembaganya masing-masing. Communication
undercover banyak ragamnya, baik untuk keamanan negara, politik, ekonomi,
bisnis maupun budaya. Oleh karena itu, studi mengenai intelijen merupakan studi
yang terus berkembang. Studi ini dapat dilihat dari berbagai perspektif,
misalnya dari perspektif pertahanan negara atau ilmu sosial, seperti ilmu
hubungan internasional, studi hubungan antarnegara, bahkan studi atau disiplin
ilmu komunikasi.
Dari
perspekTif ilmu komunikasi, studi
intelijen ini fokus pada mekanisme kerja intelijen dalam lembaga alat penegak
hukum, seperti lingkup kepolisian. Studi mengenai intelijen ini sesuai dengan
karakteristik dasarnya, yaitu intelijen yang penuh kerahasiaan, sehingga
peneliti merasakan bagaimana sulitnya memperoleh informasi maupun data
intelijen. Namun demikian, studi mengenai hal semacam ini tampaknya sedikit
demi sedikit mulai terbuka, khususnya setelah petistiwa nine eleven 2001 yang membawa kehancuran menara kembar di New York,
Amerika Serikat; dampaknya terasa di mana-mana.
Menurut
Caparini (2002: 1) intelijen merupakan salah satu dari tiga institusi utama
yang bertugas melaksanakan fungsi keamanan negara bersama dengan militer dan
polisi. Caparini selanjutnya mengutarakan bahwa intelijen negara dibentuk untuk
mencegah terjadinya ancaman mendadak dan melakukan pendekatan yang strategis.
Caranya adalah dengan mengumpulkan dan menganalisis informasi guna pembuatan
kebijakan. Dengan cara ini jelas bahwa kerja intelijen sangat tergantung dari
tersedianya informasi yang akurat dan relevan sehingga dapat memformulasi dan
mengimplementasikan kebijakan untuk kepentingan nasional, khususnya berkaitan
dengan ancaman dari lawan-lawan aktual dan potensial.
Sesungguhnya
kalau kita mau menelusuri lebih dalarn mengenai pentingnya informasi dalam
dunia intelijen, kita akan mendapati beberapa hal seperti yang diutarakan oleh
Ladislas Farago (1954). Farago menyatakan dalam bukunya, War of Wits: The Anatorny of Espionage and Incelligence, sebagai
berikut.
”Dispite the aura of mystery that surrounds it,
there is nothing occult about intelligence. In one sense, the word does, of
source, mean the capacity to understand and manage ideas. But in the context of
wits, both in the competitive human society and in the conduct of relations
between nations. It means information that is handled as a commodity by people
who specialize in it, much in the manner in which news is handled by newspaperman."
"Terlepas
dari aura misterius yang menyelimutinya, tidak ada yang esoteris mengenai
intelijen. Di satu sisi, kata intelijen sendiri, dari asal katanya, bermakna
kemampuan untuk memahami dan mengelola gagasan-gagasan. Tetapi dalam konteks
kemampuan intelektual, baik dalam lingkungan masyarakat manusia yang bersifat
kompetitif dan dalam melaksanakan hubungan antarbangsa, intelijen berarti
informasi yang ditangani sebagai komoditas oleh orang-orang yang memiliki spesialisasi di bidang itu, serupa
dengan bagaimana berita ditangani oleh para wartawan."
Sementara
itu jika batasan ini dilihat dari perspektif kamus, maka intelligence diartikan sebagai berikut.
"..
intelligence is communicated information,
in other words, information that no longer merely stays in one person's mind,
but that has been passed on to somebody else.
In the agencies that specialize in the activity,
intelligence is defined as evaluated mformation-information the credibility,
meaning, and importance of which has been duely established and
appraised."
"Intelijen
adalah informasi yang dikomunikasikan, dengan kata lain, informasi yang tidak
lagi hanya terdapat di benak seseorang, tetapi telah disampaikan kepada orang
lain. Di badan-badan yang mengkhususkan diri pada kegiatan ini, intelijen
didefinisikan sebagai informasi yang telah dievaluasi, informasi yang
kredibilitasnya, maknanya, dan derajat kepentingannya telah dinilai dan
ditetapkan."
Dengan
kata lain, kegiatan intelijen yang masuk ke dalam beragam kegiatan, dari
pertahanan, keamanan, politik, ekonomi, dan bisnis, tampaknya akan tetap
berlangsung sehingga kegiatan intelijen yang satu bersaing dengan yang lain.
Garis antara incelijen yang sifatnya public
dan private akan terus berlangsung,
maka tidak heran jika suatu saat menjadi kabur. Intelijen yang dulu dikenal
dengan sebutan private, sekarang
sudah masuk dalam era teknologi tinggi, yaitu satelit. Negara-negara yang
memiliki satelit mampu menggunakan satelitnya untuk tugas mata-mata. Dengan
berakhirnya perang dingin, kompetisi antara dua negara besar, Amerika dan Uni
Soviet mulai berkurang dalam memanfaatkan satelit sebagai satelit mata-mata.
[1]. Susaningtyas
Nefo Handayani Kertopati, 2013, Komunikasi dalam Kinerja Intelijen Keamanan,
Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, hlm 23.
Komentar
Posting Komentar