Filosofi Intelijen dalam Kopi & Gula
Ada 3 kasus terkait kopi dan gula :
1. Jika Kopi yang disajikan terlalu Pahit, siapa yang disalahkan..? Tentu yg disalahkan adalah Gula, karena terlalu sedikit sehingga terasa pahit.
2. Jika Kopi yang disajikan terlalu manis, siapa yang disalahkan..? Tentu dan sudah pasti Gula lagi, karena terlalu banyak sehingga rasa kopi jadi terlalu manis.
3. Jika takaran Kopi dan Gula berimbang, siapa yang dipuji..? Sudah pasti semua akan berkata Kopinya mantap.
Kemana Gula yang mempunyai andil membuat rasa kopi
menjadi mantap..?
Filosofi Gula seperti tersebut diatas, kita
gambarkan seperti peran, tugas dan fungsi seorang Intelijen.
Pada kasus No. 1, diibaratkan jika terjadi suatu kasus, maka pasti Intelijen yang akan disalahkan, tidak membuat laporan info awal hasil deteksi, dan sudah pasti cacian dan cemoohan dari pimpinan dan masyarakat akan diterima.
Pada kasus No.2 diibaratkan jika intelijen sudah buatkan laporan info awal, maka pimpinan akan bilang terlalu membesar-besarkan dan kesanya laporan intel hanya menakut-nakuti saja, atau memang itu sudah menjadi tugas seorang intelijen.
Pada kasus No.3 diibaratkan jika intelijen sudah buatkan laporan info awal, kemudian kasus dapat ditangani dengan baik dan sukses maka sudah pasti fungsi lain yang akan menuai hasil diberikan penghargaan dan disebutkan berhasil menanganinya.
Berkaca dari contoh 3 kasus tersebut diatas, saya
mengajak kepada Kita semua seluruh Community Intelijen Nusantara, Mari kita
tetap Ikhlas berbuat dan bekerja serta tetap larut seperti Gula yang tidak
terlihat tapi fungsinya sangat besar dan bermakna.
Gula pasir memberi rasa manis pada Kopi, tapi
orang selalu menyebutnya Kopi manis, tidak pernah disebut kopi gula.
Gula pasir memberi rasa manis pada Teh, tapi orang
juga menyebutnya Teh manis, orang menyebut Roti manis bukan roti gula, orang
juga menyebut sirup pandan, sirup apel, sirup jambu dll... padahal bahan
dasarnya Gula. Akan tetapi jika sudah berhubungan dengan sakit penyakit atau
kesialan apapun namanya, barulah Gula akan disebutkan sebagai penyebabnya,
contohnya Penyakit Gula.
Begitulah Hidup, terkadang Kebaikan yang kita
tanam tidak akan pernah disebut orang, tapi Kesalahan sekecil saja pasti akan
dibesar-besarkan dan itu yg selalu diingat.
Ikhlaslah seperti Gula, larutlah seperti Gula,
tetap semangat menabur rasa manis bagi tugas Polri dan ditengah-tengah
masyarakat, memberi dan menebar kebaikan, karena sifat tugas Intelijen tidak
untuk diperlihatkan kepada orang, tidak untuk mendapat penghargaan, cukup
dirasakan hasilnya...!
Terus lakukan LIDIK, PAM dan GAL, sehingga suatu
saat kelak semua akan menyadari dan menghargai betapa pentingnya peran
Intelijen...
Tiada namun Terasa... Alwayss Community Intelijen.
Siapa Kita.....???
Komentar
Posting Komentar